Rabu, 23 Oktober 2013

"Generasi Percobaan"

Udah sekian lama ninggalin blog ini karna kegiatan yang super duper banyaknya (sok sibuk ceritanya) dan kali ini gue bakal mulai nyapa kembali haha

Entri kali ini mungkin cerita gimana komentar para pelajar mengenai kurikulum baru yang lagi masa percobaan (buat anak kok coba-coba)._.v

Perubahan kurikulum adalah hal yang udah lazim didalam dunia pendidikan Indonesia, dan dengan kata lain kurikulum yang dulu pernah digunakan adalah project gagal, kalo gk gagal kenapa di ganti? bener kan?

Nah pada era ini beberapa sekolah ditunjuk buat jalanin kurikulum 2013 yang "katanya" lebih ajib dari pendahulunya, oke lets start..

Kurikulum 2013 singkatnya menitik beratkan siswa sebagai tokoh utama dalam proses PBM sedangkan guru hanya menjadi pembimbing dan motivator, secara konsep jelas ini emang keliatan bagus, but guess what!? faktanya dalam proses eksekusi semua seolah berjalan tanpa kendali,materi berjalan tak tentu arah, fasilitas buku pendamping yang minim, dan akibatnya? Siswa dan guru sama sama bingung, belum lagi sistem penjurusan yang ditetapkan dari awal, akibatnya banyak siswa yang pindah jurusan ditengah jalan :/

In 15 my age (vicky style) ini merupakan bentuk dari konspirasi kemakmuran *eh-_- Intinya semua amburadul, belum lagi bagaimana nasib angkatan yang menggunakan kurikulum 2013 karna belum adanya perencanaan yang disiapkan, karna banyaknya isu yang mendera *ceelah.-. Contohnya seperti UN yang bakal dilakukan di kelas XI semua memang menjadi serba percobaan, dan kalau percobaan ini gagal? cukup kah dengan satu kata? "LOL"

Selanjutnya cerita gue dijurusan IPA, gue emang suka IPA ketimbang hal-hal yang berbau IPS, gatau ngantuk aja jadinya-_- Nah dijurusan IPA ini banyak temen gue yang udah mulai pindah jurusan ke IPS katanya gk kuat, Alhamdulillah gue sampe sekarang masih fine aja.-.

Di jurusan IPA satu hal yang gue bingungin kita dituntut harus bisa semua materi, kita disibukin sama materi IPA dan IPS yang ntah kenapa juga dibebanin ke kita, belum lagi kegiatan mulok yang nentuin target tiap pertemuannya yang akhirnya jadi beban buat kita.

Di sini gue cuman mau utarain pendapat ttg salah kaprahnya sistem pendidikan Indonesia yang udah terlalu over, siswa dituntut serba bisa, bukannya kita punya kelebihan masing-masing? mentang-mentang jurusan IPA apakah iya harus jago disemua bidang? harus dapat 100 di math? fisika? kimia? biologi? Jawabannya harusnya enggak! Ini yang harusnya diubah, kenapa kita terlalu maruk? kita gk perlu kuantitas, yang perlu itu kualitas, caranya ya dengan benar benar meng explore apa yg jadi bakat kita! Think Again!

"Jujur, kami ingin merasa muda diusia kami"

readmore »»